Sekjen Kemenag Gagas Podcast Literasi Keagamaan

Okt 28, 2025 - 09:27
Okt 28, 2025 - 09:27
 0  1.1k
Sekjen Kemenag Gagas Podcast Literasi Keagamaan

Jakarta (Kemenag) --- Sekjen Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengingatkan pentingnya meningkatkan literasi keagamaan umat. Hal itu antara lain bisa dilakukan dengan mengintensifkan podcast literasi keagamaan.

Pesan ini disampaikan Kamaruddin Amin saat membuka Rapat Koordinasi Evaluasi Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) di Jakarta. Giat ini mengangkat tema “Koordinasi dan Evaluasi Program Pusat PBAL2K Tahun 2025”. Hadir, utusan dari satuan kerja Eselon I Kementerian Agama.

Menurut Kamaruddin Amin, saat ini banyak instrumen untuk meningkatkan literasi keagamaan, baik melalui lembaga pendidikan, bimbingan masyarakat Islam, majelis ta’lim, dan lainnya. “Namun, ada satu hal yang menurut saya sangat efektif dan pusat ini bisa mengambil porsi atau bagian di situ, yaitu podcast literasi keagamaan. Kalau bisa ini leading sector-nya di Pusat PBAL2K saja,” tegas Kamaruddin Amin di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Kamaruddin Amin mengatakan, Kementerian Agama belum mempunyai podcast yang rutin dilaksanakan. Podcast yang ada cenderung tidak terkoordinasi dan masih sporadis. Hal ini bisa dikelola PBAL2K.

“Instrumen podcast sekarang ini sangat populer dan semua orang menjadikannya sebagai instrumen yang sangat sentral dan sangat penting untuk menyampaikan kesan pesan kepada publik karena itulah yang paling mudah diakses oleh semua orang. Kalau Pusat PBAL2K fokus ke sini, saya kira akan sangat powerful. Perannya akan sangat fundamental dan sangat sentral kalau dikelola dengan baik,” sebut Kamaruddin Amin.

“Pusat literasi ada di Pusat PBAL2K. Jadi cocok menjadi leading sector podcast, nanti bisa bekerja sama dengan Biro Humas dan Komunikasi Publik. Tetapi PBAL2K yang mengatur jadwal dan membuat list siapa saja tokoh yang tepat untuk mengisi podcast di tiap-tiap episodenya,” sambungnya.

Perang Isu

Dijelaskan Kamaruddin Amin, saat ini adalah era kompetisi global. Media sosial berkompetisi merebut otoritas di ruang publik, termasuk dalam wacana keagamaan. Pemenang kontestasi tidak ditentukan pada keluasan ilmu agam yang dimiliki (profesor, doktor, atau kyai), melainkan siapa yang paling intens hadir di ruang publik dan mengisi ruang spiritualitas umat.

“Saat ini, ulama, kiai, dan professor yang memiliki ilmu yang luas, tapi tidak pernah muncul dan tidak pernah tampil di ruang-ruang digital. Itu tidak akan menjadi rujukan atau tidak akan dirujuk oleh publik,” papar Kamaruddin Amin.

“Bandingkan dengan yang misalnya ilmunya tidak terlalu mendalam, tapi menguasai instrumen media, akhirnya mereka yang didengar dan yang menguasai ruang-ruang privasi umat. Nah, ini harus kita sadari dan kementerian harus mengambil peran di situ,” tegasnya.

Hal ini, kata Kamaruddin, perlu menjadi fokus Podcast Literasi Keagamaan. “Paling lambat awal tahun depan sudah ada draftnya berupa siapa saja list tokohnya, orientasinya seperti apa, temanya seperti apa. Nanti kita bisa libatkan seluruh Indonesia untuk ikut serta,” ujarnya.

Kepala PBAL2K Sidik Sisdiyanto menambahkan, berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 33 Tahun 2024, tugas dan fungsi satuan kerja yang dia pimpin terkait dengan penilaian buku agama, lektur, dan literasi keagamaan. Proses penilaian buku agama sudah dilakukan sejak 2022 dengan mengembangkan SIJAWARBA. Selain itu, dilakukan juga digitalisasi manuskrip.

“Masih sangat banyak yang belum terdigitalisasi dan ini nanti menjadi tugas kami selanjutnya,” sebut Sidik.

“Kami bersama-sama Biro HKLN juga sedang menyusun PMA omnibus law terkait perbukuan. Kami berharap ke depan penilaian buku itu akan menjadi 1 pintu di Pusat PBAL2K,” sambungnya.

Terkait literasi keagamaan, Sidik mengatakan bahwa upaya yang telah dilakukan antara lain menyelenggarakan festival yang dimeriahkan dengan lomba, talkshow, workshop, dan bedah buku. Pada puncak festival literasi keagamaan, PBAL2K akan memberikan anugerah kepada beberapa tokoh yang dinilai punya andil besar dalam penguatan literasi keagamaan.

Program lainnya yang terkait literasi keagamaan adalah penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah. Saat ini sudah ada 30 bahasa daerah, dan 10 di antaranya sudah terdigitalisasi dalam aplikasi Quran Kemenag.

“Tahun ini kami sedang memvalidasi juga bahasa daerah Makassar, Gorontalo, dan Betawi yang dan mudah-mudahan nanti bisa di-launching,” tandasnya.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0