Mahasiswi UIN Palembang Paparkan Gagasan Zikir sebagai Terapi Sufistik di Forum Internasional AICIS+ 2025
Depok (Kemenag) --- Mahasiswi semester V Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Azrianti Ishamiyah, tercatat sebagai salah satu presentator muda pada Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025. Ajang ke-24 ini mempertemukan lebih dari 2.400 akademisi dari 31 negara di panggung ilmiah berskala internasional.
AICIS+ 2025 berlangsung dua hari, 29 – 30 Oktober 2025, di Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) Depok. Acara ini mengusung tema "Islam, Ecotheology, and Technology Transformation: Multidiciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future".
Ada ratusan paper yang dipresentasikan di hadapan para peneliti dari berbagai negara. Salah satu dari ratusan paper itu adalah karya mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Azrianti. Dia hadir membawa riset bertajuk: “Dhikr Soundscape as Affective Landscape: Decolonizing Sufi Psychotherapy for Digital Generation’s Crisis of Meaning.”
“Keberanian bukan berarti tanpa takut, tetapi tetap melangkah meski rasa takut ada. Saya belajar bahwa mahasiswa pun bisa berdiri sejajar dengan para akademisi besar, asalkan mau berproses dan berdoa,” ujar Azrianti menceritakan pengalamannya mempresentasikan ide dan gagasan di hadapan para akademisi dunia pada AICIS+ 2025 di Depok, Kamis (30/10/2025).
Menurut Azrianti, karya ilmiahnya menggali dimensi dzikir sebagai terapi sufistik berbasis afeksi untuk menjawab krisis makna dan kesehatan mental di kalangan generasi digital (Gen Z). “Melalui pendekatan fenomenologi kritis dan etnografi sensorik, saya mencoba menunjukkan bahwa spiritualitas Islam mampu menawarkan terapi yang kontekstual, reflektif, dan humanistik bagi manusia modern,” paparnya.
Ditanya terkait perjalanan hingga terpilih menjadi salah satu presentator muda di AICIS+ 2025, Azrianti berbagi kisah bahwa itu berawal dari kelas menulis ilmiah ATLAS (Academic Writing Class) di bawah bimbingan Prof. Ris’an Rusli, MA.
“Sekitar enam bulan lalu, Prof. Ris’an menantang kami untuk berani mengirimkan tulisan ke AICIS. Awalnya saya merasa ragu, karena forum ini biasa diikuti oleh peneliti besar. Namun, dari tantangan itu saya belajar untuk berani melangkah,” kenangnya.
Selama tiga bulan, ia bersama rekannya meneliti praktik dzikir sebagai soundscape yang membentuk lanskap afektif spiritual bagi generasi muda. Proses itu penuh dinamika baik diskusi, revisi, hingga bimbingan intensif dari para mentor.
Di balik keberhasilan tersebut, Azrianti menegaskan bahwa support system keluarga, terutama ibunda tercinta, memegang peran besar dalam setiap langkahnya. “Doa ibu adalah energi terbesar saya. Saat lelah dan ragu, saya selalu teringat nasihat beliau: ‘Lakukan yang terbaik, Nak. Doa ibu selalu bersamamu.’ Dari situlah saya mendapatkan kekuatan,” tutur Azrianti dengan mata berbinar.
Ia menyebut bahwa dukungan doa dan restu keluarga bukan hanya bentuk kasih, tetapi juga pondasi spiritual yang memberi arah dan keberkahan dalam setiap perjuangan akademik. Sebagai awardee Bright Scholarship YBM Brilian Regional Office Palembang, Azrianti aktif mengembangkan potensi akademik dan sosial melalui riset, kegiatan keilmuan, dan pengabdian masyarakat.
Bagi Azrianti, keterlibatan mahasiswa di forum ilmiah internasional seperti AICIS merupakan bukti bahwa generasi muda mampu berkontribusi nyata dalam percakapan global tentang Islam dan kemanusiaan. “Ilmu tidak hanya untuk disimpan, tetapi untuk dibagikan. Melalui riset, kita bisa membawa nilai-nilai spiritual Islam ke ruang-ruang dialog akademik dunia,” ujarnya.
Keberhasilan Azrianti menjadi representasi semangat baru bagi mahasiswa Indonesia sebagai generasi yang berani berpikir, menulis, dan menembus batas. Kisahnya membuktikan bahwa spiritualitas dan akademik tidak berjalan terpisah, tetapi menyatu dalam satu jalan perjuangan ilmiah.
“Saya ingin mahasiswa lain percaya, langkah kecil dari ruang kelas bisa membuka jalan menuju panggung dunia asal ada keberanian, ketulusan, dan doa dari ibu,” pungkasnya penuh yakin.
Apa Reaksi Anda?
Suka
0
Tidak Suka
0
Cinta
0
Lucu
0
Marah
0
Sedih
0
Wow
0

