Kisah Pendosa yang Gemar Rayakan Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awwal

Sep 4, 2025 - 11:53
Sep 4, 2025 - 11:53
 0  0
Kisah Pendosa yang Gemar Rayakan Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awwal

Nabi Muhammad ï·º adalah sosok mulia yang pantas untuk dicintai, dimuliakan, dan dijadikan sebagai teladan dalam menjalani kehidupan. Bukti rasa cinta ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, di antaranya dengan merayakan hari kelahirannya yang jatuh pada bulan Rabiul Awwal.

Lebih dari sekadar ungkapan cinta, merayakan maulid Nabi juga bisa mendatangkan berbagai macam kebaikan bagi orang yang melakukannya. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab I‘anatut Thalibin (Kairo, Mustafal Babil Halabi: 1356 H), juz III, halaman 365.

Dikisahkan, pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid ada pemuda Bashrah yang dikenal masyarakat sebagai seorang pendosa. Perilakunya yang terlihat buruk membuat masyarakat setempat merasa risih sekaligus memandangnya hina.

Namun di balik segala keburukan yang melekat pada diri pemuda tersebut, dalam hatinya tersimpan rasa cinta yang mendalam kepada Nabi Muhammad ï·º. Hal ini dibuktikan dengan agenda tahunan yang tidak pernah ia tinggalkan.

Setiap datang bulan Rabiul Awwal, ia selalu menyiapkan diri dengan mengenakan pakaian terbaik, memakai wangi-wangian, berhias, mengadakan jamuan sederhana, dan membaca kisah kelahiran Nabi Muhammad. Kegiatan ini terus ia lakukan sampai ajal menjemputnya.

Kematian pemuda ini awalnya tidak mengundang perhatian masyarakat. Mereka merasa tidak perlu memberi penghormatan terakhir karena terlanjur memandangnya dengan hina. Ia wafat dalam kesunyian tanpa ada perhatian dan penghargaan dari masyarakat sekitar. Hingga akhirnya, penduduk Bashrah merasa terkejut karena hampir semua orang mendengar bisikan yang sama.

“Wahai penduduk Bashrah, hadirilah jenazah seorang kekasih Allah," demikian suara halus yang menembus dinding hati mereka.

Bisikan hati ini membuat masyarakat terdiam dan bertanya-tanya. Akhirnya, mereka pun tergerak untuk datang berbondong-bondong dan menghadiri pemakaman, serta memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada pemuda tersebut.

Tidak berhenti di situ, saat malam tiba banyak penduduk Bashrah yang bermimpi melihat pemuda tersebut sedang mengenakan pakaian sutra yang indah. Merasa penasaran, pemuda ini kemudian ditanya:

“Dengan apa kamu mendapatkan kemuliaan ini?”

“Dengan memuliakan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ,” jawab pemuda tersebut.

***

Kisah penuh hikmah ini mengajarkan kepada umat Islam bahwa mencintai Nabi Muhammad ï·º tidak hanya milik mereka yang rajin beribadah dan beramal saleh. Dosa bukanlah tembok penghalang untuk menumbuhkan benih-benih cinta kepada Nabi Muhammad ï·º, sebagaimana yang dilakukan oleh pemuda dalam kisah di atas. Bisa jadi, dengan wasilah mencintai Nabi Muhammad ï·º ini turun hidayah dan pertolongan Allah sekaligus menjadi pintu masuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sebaliknya, kisah ini juga mengingatkan agar tidak memandang sebelah mata kepada mereka yang secara lahir terlihat hina. Bisa jadi di balik kehinaannya itu tersembunyi amal ibadah yang menjadikan mereka mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, sebagaimana terjadi pada pemuda dalam kisah di atas. Meski terlihat hina, namun dalam hatinya tersimpan cinta yang tulus kepada Nabi ï·º hingga membuatnya mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah.

Selain itu, kisah ini juga menegaskan bahwa perayaan maulid Nabi memiliki keutamaan tersendiri bagi umat Islam, di antaranya bisa menurunkan keberkahan dan rahmat dari Allah. Lebih dari itu, perayaan maulid Nabi juga bisa menjadi momentum spiritual untuk mengingat jejak perjuangan sekaligus meneladani akhlak mulia Rasulullah. Wallahu a‘lam.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0