Syarat Mengikuti Yesus

Sep 7, 2025 - 05:20
Sep 7, 2025 - 05:20
 0  0
Syarat Mengikuti Yesus

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Menjadi murid Yesus atau mengikuti Yesus bukan tanpa syarat. Syarat dalam hidup ini bertujuan untuk meninggikan martabat manusia menuju kesejahteraan manusia, pelayanan bukan hanya tertuju untuk diri sendiri, golongan bahkan bukan hanya untuk keluarganya sendiri, untuk menjadi pengkut Yesus harus sanggup menderita memikul salibnya untuk terus bertahan dan punya pengharapan jikalau dia bertahan dalam penderitaan pelayanannya. Untuk mengikuti Yesus, Yesus berkata harus memikul salib, menyangkal diri, melepaskan dari keterikatan pada keluarga (isteri, anak, saudara/saudarinya).

Memikul salib artinya manusia Kristiani harus sanggup menanggung derita karena harus melayani sesamanya. Pelayanan untuk sesama merupakan suatu tanggung jawab pribadi sebagai umat Kristiani. Tanpa harus mendapat upah dan pujian dari sesamanya.

Tanggung jawab yaitu mengerjakan sesuatu yang menjadi tugas pribadi manusia secara pribadi. Dengan tanggung jawab ini, manusia mengerjakan tugasnya dengan tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri dan sanak keluarganya saja melainkan untuk kebaikan dan kesejahteraaan bagi semua dengan tidak membedakan suku, pendidikan, dan status sosial yang ada padanya, pelayanan ini tentunya tidak mengenakkan tapi itulah konsekuensi menjadi pengikut Yesus.

Membenci istri, anak, dan saudara/saudarinya artinya bahwa manusia Kristiani dapat menjadi pelayan bagi siapa saja tanpa ada ikatan kekeluargaan, keturunan, dan kebudayaan. Dengan keyakinan bahwa pelayanan yang ia berikan akan mendatangkan suka cita dan kebahagiaan bagi dirinya dan sesama. Dengan kebahagiaan dan sukacita ini akan mendatangkan kelancaran dalam mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anggota keluarga.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, pengajaran ini menekankan bahwa setia pada nilai-nilai Kerajaan Allah harus di atas segalanya, bahkan jika itu berarti pengorbanan pribadi, sebuah prinsip yang harus dipertimbangkan oleh setiap warga negara dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebagai warga negara, kita dipanggil untuk taat dan setia pada hukum dan prinsip-prinsip Kristiani. Ini berarti kehendak Allah harus menjadi prioritas utama, bahkan ketika menghadapi dilema yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah atau kepentingan bangsa.

Dalam konteks kepemimpinan, pengajaran ini mendorong pemimpin untuk mendahulukan kepentingan rakyat dan nilai-nilai kebenaran daripada keuntungan pribadi atau kelompok. Pengikut Kristus harus siap berkorban—waktu, tenaga, dan harta—demi terciptanya masyarakat yang lebih baik dan adil, sejalan dengan nilai-nilai Injil yang mengedepankan kasih dan pengampunan. "Kerajaan Allah" yang dibicarakan Yesus dalam konteks murid tidak hanya bersifat personal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang harus dihidupi dalam masyarakat. Hal ini berarti warga negara yang mengasihi Tuhan ditantang untuk membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, menciptakan tatanan sosial yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Bagi manusia saat ini dan kita yang mengikuti Yesus, tak perlu takut untuk menyangkal diri melepas kedudukan dan status kita untuk melayani manusia di Indonesia yang dicintai oleh para pemimpin dan juga sangat dicintai Tuhan Allah melalui Yesus Kristus. Dengan suatu keyakinan bahwa penderitaan akan diakhiri dengan kebahagiaan segala usaha dan karyanya akan membahagiakan dan menyejahterakannya dan harapannya akan berkumpul bersama Tuhan Allah yang sudah menyelamatkannya dalam diri Yesus Kristus. Amin.

Toniadi (Pembimbing Masyarakat Katolik, Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan)

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0