Makna Kebenaran yang Memerdekakan

Sep 7, 2025 - 05:20
Sep 7, 2025 - 05:20
 0  0
Makna Kebenaran yang Memerdekakan

“Lalu Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya, Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh. 8:31–32)

Shalom, saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita merenungkan firman Tuhan dari Yohanes 8:31–32 tentang kebenaran yang memerdekakan. Semua orang ingin hidup merdeka, bebas dari belenggu. Tetapi Yesus mengingatkan kita, kebebasan sejati bukanlah kebebasan sebebas-bebasnya, melainkan kemerdekaan untuk hidup sesuai dengan firman-Nya.

1. Pengenalan akan Allah membawa pengenalan akan diri sendiri

Yesus berkata, “Jika kamu tetap dalam firman-Ku…” Artinya, kemerdekaan sejati berakar pada relasi dengan Allah.

• Ketika kita mengenal Allah, kita sadar siapa kita sebenarnya: ciptaan yang terbatas, penuh dosa, tetapi dikasihi tanpa syarat.

• Dari situ kita belajar menghargai diri kita sendiri dan akhirnya mampu menghargai orang lain.

Tanpa pengenalan akan Allah, manusia mudah jatuh dalam kesombongan, merasa lebih tinggi dari sesamanya, bahkan merasa berhak menjadi “tuan” atas orang lain. Itulah awal mula perbudakan dan penjajahan—baik secara fisik maupun batin.

2. Dalam Allah, kita sadar semua manusia setara

Firman Tuhan menegaskan bahwa hanya Allah yang layak disembah. Karena itu, manusia tidak perlu menjadi penguasa atas sesamanya.

• Kita semua sama: sama-sama ciptaan, sama-sama memerlukan anugerah.
• Di dalam Kristus, kita dipanggil untuk hidup saling melayani, bukan saling menindas.

Kemerdekaan yang Yesus ajarkan bukan kebebasan untuk berbuat sekehendak hati, melainkan kebebasan untuk taat pada kehendak Allah. Itu artinya, kemerdekaan sejati membuat kita bebas dari belenggu dosa, dan sekaligus bebas untuk mengasihi sesama.

3. Kebenaran Allah dan kehidupan berbangsa

Saudara-saudara, firman ini sangat relevan bagi bangsa kita, Indonesia.

• Kita melihat bagaimana kejahatan, terutama korupsi, menjadi seperti candu. Bahkan ada istilah “korupsi berjemaah.”
• Firman Tuhan berkata: “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah aib bangsa” (Ams. 14:34).

Ketika kejahatan dilakukan bersama-sama, martabat bangsa diruntuhkan. Generasi muda kehilangan teladan, dan masa depan bangsa pun terancam. Namun kabar baiknya: firman Tuhan menegaskan bahwa perubahan itu mungkin!

4. Perubahan dimulai dari diri kita

Bagaimana caranya?
• Jangan lagi berkata, “Semua orang melakukannya.” Itu adalah pembenaran diri yang membuat dosa terasa normal.
• Perubahan dimulai saat kita berani berkata: “Saya tidak akan melakukannya!”
• Ketika satu orang hidup dalam kebenaran, lalu menular kepada yang lain, derajat bangsa akan naik dengan sendirinya.

Kebenaran Kristus harus menjadi gaya hidup, bukan sekadar teori. Hanya dengan itu, bangsa kita bisa berjalan menuju masa depan yang penuh harapan.

Saudara-saudara, Yesus berkata: “Kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
• Kebenaran yang dimaksud bukanlah aturan buatan manusia, melainkan Yesus sendiri yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.
• Dalam Dia, kita benar-benar merdeka: merdeka dari dosa, merdeka untuk mengasihi, merdeka untuk membangun bangsa yang lebih baik.

Mari kita pegang teguh firman-Nya, hidup dalam kebenaran-Nya, dan menjadi saksi Kristus bagi bangsa ini. Sebab, hanya kebenaran Allah yang dapat meninggikan derajat bangsa kita.
Selamat hari Mingu. Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Shalom.

Pdt. Ir. Joel M. Indrasmoro, S.Th (Gereja Kristen Jawa Jakarta)

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0